Asslammualaikum wr.wb,
pada kesempatan kali ini saya akan mencoba untuk berbagi ilmu atau sharing
pengetahuan dasar dalam Arsitektur Game Engine, oke tanpa basa basi karna kalo
udah basi gk enak hehehe :D, dibawah ini adalah penjelasan nya.
Arsitektur Game Engine.
Pada kalimat diatas
jelas terdapat 3 kata yang masing masing memiliki arti yang berbeda dimana.
1. Arsitektur
Arsitektur adalah seni yang dibuat oleh masing-masing
individu untuk berimajinasikan diri dan ilmu merancang bangunan. Dalam arti yang lebih luas,
arsitektur mencakup desain dari total dibangun lingkungan, dari tingkat makro,
yaitu perencanaan kota, desain perkotaan, arsitektur lansekap, hingga ke
tingkat mikro, yaitu desain bangunan, desain perabot dan desain produk.
Arsitektur juga merujuk kepada hasil dari proses desain.
2. Game Engine
Game
Engine adalah system perangkat lunak yang dirancang untuk menciptakan dan
pengembangan video game. Ada banyak mesin permainan yang dirancang untuk
bekerja pada konsol permainan video dan sistem operasi desktop seperti
Microsoft Windows, Linux, dan Mac OS X. fungsionalitas inti biasanya disediakan
oleh mesin permainan mencakup mesin render ( “renderer”) untuk 2D atau 3D
grafis, mesin fisika atau tabrakan (dan tanggapan tabrakan), suara, script,
animasi, kecerdasan buatan, jaringan, streaming, manajemen memori, threading,
dukungan lokalisasi, dan adegan grafik. Proses pengembangan permainan sering
dihemat oleh sebagian besar menggunakan kembali mesin permainan yang sama untuk
menciptakan permainan yang berbeda.
2.1 Tipe – tipe Game Engine
Game
engine biasanya datang dengan berbagai macam jenis dan ditujukan untuk berbagai
kemampuan pemrogramman. Tapi dalam pembahasan sekarang ini, ketimbang harus
me-list semua jenis game engine yang ada di wikipedia, mendingan kita bahas
garis besar nya saja.
Roll-your-own
game engine. Banyak perusahaan game kecil seperti publisher indie biasanya
menggunakan engine nya sendiri. Ini berarti mereka menggunakan API seperti XNA,
DirectX atau OpenGL untuk membuat game engine mereka sendiri. Disisi lain,
mereka kadang menggunakan libraries komersil atau malah open source. Terkadang
mereka malah membuat semuanya dari nol.
Biasanya,
game engine tipe ini lebih disukai karena selain kemungkinan besar tersedia
gratis, juga memperbolehkan mereka, para developer, lebih fleksibel dalam
mengintegrasikan komponen yang diinginkan untuk dibentuk sebagai game engine
mereka sendiri. Kelemahannya, banyak engine yang dibuat dengan cara semacam ini
malah menyerang balik developernya. Menara Games Studio membutuhkan satu tahun
penuh untuk menyempurnakan game engine nya, hanya untuk di tulis ulang semuanya
dalam beberapa hari penggunaan karena adanya bug kecil yang sangat mengganggu.
Mostly-ready game
engines. Engine engine ini biasanya sudah menyediakan semuanya begitu diberikan
pada developer / programmer. Semuanya termasuk contoh GUI, physiscs, libraries
model dan texture, dan segalanya. Banyak dari mereka yang sudah benar benar
matang, sehingga dapat langsung digunakan untuk scripting sejak hari pertama.
Biasanya game engine
semacam ini memiliki batasan batasan, terutama jika dibandingkan dengan game
engine sebelumnya yang benar benar terbuka lebar. Hal ini ditujukan agar tidak
terjadi terlalu banyak error yang mungkin terjadi setelah sebuah game yang
menggunakan engine ini dirilis, dan masih memungkinkan game engine nya itu
sendiri untuk mengoptimalkan kinerja game nya. Banyak dari game engine seperti
ini, Unreal Engine, Source Engine, id Tech Engine dan sebagainya, yang sudah
sangat optimal dibandingkan jika harus membuat dari awal. Hal ini dengan serta
merta menyingkat sangat banyak waktu dan jelas, biaya dari para Developer game.
Point-and-click
engines. Engine untuk point-and-click merupakan engine yang sangat amat
dibatasi, tapi dibuat sangat user friendly. Kamu bahkan bisa mulai membuat game
mu sendiri menggunakan engine seperti GameMaker, Torque Game Builder dan
Unity3D. Dengan sedikit memanfaatkan coding, kamu sudah bisa merilis game
point-and-click yang kamu banget.
Kekurangannya terletak
pada terbatasnya jenis interaksi yang bisa dilakukan, dan biasanya hal ini
mencakup semuanya, mulai dari grafis, hingga tata suara. Tapi bukan berarti
game engine jenis ini nggak berguna, bagi developer cerdas dan berdaya
kreativitas tinggi, game engine bapuk seperti ini bisa dirubah menjadi sebuah
game menyenangkan, seperti Flow. Game engine seperti ini memang ditujukan bagi
developer yang ingin menyingkat waktu pemrogramman, dan secepatnya merilis game
game mereka.
2.2 Beberapa contoh jenis game engine :
2.2.1 Freeware game
engine/open source game engine.
Ø Golden T Game Engine (GTGE)
Ø Axiom Engine
Ø Allegro Library
Ø Box2
2.2.2 Commercial engines/game engine berbayar
(komersial).
Ø Alamo
Ø A.L.I.V.E
Ø BigWorld
Ø DXStudio
Ø Dunia Engine
2.3 Tipe
– Tipe Game Engine
Game
engine biasanya datang dengan berbagai macam jenis dan ditujukan untuk berbagai
kemampuan pemrograman. Ada 3 tipe game engine yang ada saat ini, diantaranya :
2.3.1. Roll-your-own
game engine
Banyak
perusahaan game kecil seperti publisher indie biasanya menggunakan engine-nya
sendiri. Mereka menggunakan API seperti XNA, DirectX atau OpenGL untuk membuat
game engine mereka sendiri. Di sisi lain, mereka kadang menggunakan library
komersil atau yang open source. Terkadang mereka juga membuat semuanya mulai
dari nol. Biasanya game engine tipe ini lebih disukai karena selain kemungkinan
besar diberikan secara gratis, juga memperbolehkan mereka (para developer)
lebih fleksibel dalam mengintegrasikan komponen yang diinginkan untuk dibentuk
sebagai game engine mereka sendiri. Kelemahannya banyak engine yang dibuat
dengan cara semacam ini malah menyerang balik developernya. Tower Games Studio
membutuhkan satu tahun penuh untuk menyempurnakan game engine-nya, hanya untuk
ditulis ulang semuanya dalam beberapa hari sebelum penggunaannya karena adanya
bug kecil yang sangat mengganggu.
2.3.2 Mostly-ready game engines
Engine
ini biasanya sudah menyediakan semuanya begitu diberikan pada
developer/programer. Semuanya termasuk contoh GUI, physiscs, libraries model,
texture dan lain-lain. Banyak dari mereka yang sudah benar-benar matang,
sehingga dapat langsung digunakan untuk scripting sejak hari pertama. Game
engine semacam ini memiliki beberapa batasan, terutama jika dibandingkan dengan
game engine sebelumnya yang benar-benar terbuka lebar. Hal ini ditujukan agar
tidak terjadi banyak error yang mungkin terjadi setelah sebuah game yang
menggunakan engine ini dirilis dan masih memungkinkan game engine-nya tersebut
untuk mengoptimalkan kinerja game-nya. Contoh tipe game engine seperti ini
adalah Unreal Engine, Source Engine, id Tech Engine dan sebagainya yang sudah
sangat optimal dibandingkan jika harus membuat dari awal. Dengan hal ini dapat
menyingkat menghemat waktu dan biaya dari para developer game.
2.3.3. Point-and-click engines
Engine
ini merupakan engine yang sangat dibatasi, tapi dibuat dengan sangat user
friendly. Anda bahkan bisa mulai membuat game sendiri menggunakan engine
seperti GameMaker, Torque Game Builder dan Unity3D. Dengan sedikit memanfaatkan
coding, kamu sudah bisa merilis game point-and-click yang kamu banget.
Kekurangannya terletak pada terbatasnya jenis interaksi yang bisa dilakukan dan
biasanya hal ini mencakup semuanya, mulai dari grafis hingga tata suara. Tapi
bukan berarti game engine jenis ini tidak berguna, bagi developer cerdas dan
memiliki kreativitas tinggi, game engine seperti ini bisa dirubah menjadi
sebuah game menyenangkan, seperti Flow. Game engine ini memang ditujukan bagi
developer yang ingin menyingkat waktu pemrogramman dan merilis game-game mereka
secepatnya.
2.4 Arsitektur
Game Engine
Tahap awal dari merancang suatu game adalah memilih jenis game yang akan dibuat agar dapat lebih terfokus dalam mengerjakannya. Selanjutnya adalah mendesaian game yang akan dibuat. Setelah kita memiliki desain game, langkah berikutnya adalah mengimplementasikan desain tersebut menjadi source code. Apabila source telah selesai dirancang, maka game tersebut dapat dimainkan dan digunakan sesuai yang diinginkan oleh sang pembuat game. Apakah game tersebut dibuat untuk dikomersilkan atau dikembangkan oleh orang lain.
Tahap awal dari merancang suatu game adalah memilih jenis game yang akan dibuat agar dapat lebih terfokus dalam mengerjakannya. Selanjutnya adalah mendesaian game yang akan dibuat. Setelah kita memiliki desain game, langkah berikutnya adalah mengimplementasikan desain tersebut menjadi source code. Apabila source telah selesai dirancang, maka game tersebut dapat dimainkan dan digunakan sesuai yang diinginkan oleh sang pembuat game. Apakah game tersebut dibuat untuk dikomersilkan atau dikembangkan oleh orang lain.
2.4.1 Elemen elemen yang terdapat didalam Game Engine
Beberapa elemen yang terdapat dalam game engine, yaitu:
Beberapa elemen yang terdapat dalam game engine, yaitu:
a) Tools/Data
Pada pengembangan game paling tidak dibutuhkan beberapa tools seperti 3d model editor, level editor dan graphics programs. Bahkan jika diperlukan, seringkali kita mengembangkan game engine tersebut dengan menambahkan beberapa code dan fitur yang diperlukan.
b) System
System adalah bagian dari game engine yang berfungsi untuk melakukan komunikasi dengan hardware yang berada di dalam mesin. System adalah bagian yang membutuhkan perubahan yang cukup banyak apabila dilakukan implementasi pada platform yang berbeda. Di dalam system sendiri terdapat beberapa sub system seperti graphics, input, sound, timer, configuration. System bertanggung jawab untuk melakukan inisialisasi, update dan mematikan sub system yang terdapat di dalamnya.
c) Console
Console dapat merubah setting game dan setting game engine di dalam game tanpa perlu melakukan restart pada game tersebut. Console biasa digunakan dalam proses debugging, seperti misalnya apabila game engine tersebut mengalami error maka kita hanya mengoutputkan error message tersebut ke dalam console tanpa harus melakukan restart.
d) Support
Support merupakan bagian yang sering digunakan pada system di galam game engine. Support berisikan rumus-rumus matematika yang biasa digunakan, vector, matrix, memory, file loader. Merupakan dasar dari game engine dan hampir digunakan dalam semua project game engine.
e) Renderer/Engine Core
Renderer/engine core terdiri dari beberapa sub yaitu visibility, collision detection dan response, camera, static geometry, dynamic geometry, particle systems, billboarding, meshes, skybox, lighting, fogging, vertex shading dan output.
f) Game Interface
Game interface merupakan layer antara game engine dan game itu sendiri. Berfungsi sebagai control yang bertuuan untuk memberikan interface apabila di dalam game engine tersebut terdapat fungsi yang bersifat dinamis sehingga memudahkan untuk mengembangkan game tersebut.
g) The Game
Game merupakan inti dari penggunaan game engine sendiri, sehingga ini tergantung bagaimana pengguna dalam mengembangkannya.
Pada pengembangan game paling tidak dibutuhkan beberapa tools seperti 3d model editor, level editor dan graphics programs. Bahkan jika diperlukan, seringkali kita mengembangkan game engine tersebut dengan menambahkan beberapa code dan fitur yang diperlukan.
b) System
System adalah bagian dari game engine yang berfungsi untuk melakukan komunikasi dengan hardware yang berada di dalam mesin. System adalah bagian yang membutuhkan perubahan yang cukup banyak apabila dilakukan implementasi pada platform yang berbeda. Di dalam system sendiri terdapat beberapa sub system seperti graphics, input, sound, timer, configuration. System bertanggung jawab untuk melakukan inisialisasi, update dan mematikan sub system yang terdapat di dalamnya.
c) Console
Console dapat merubah setting game dan setting game engine di dalam game tanpa perlu melakukan restart pada game tersebut. Console biasa digunakan dalam proses debugging, seperti misalnya apabila game engine tersebut mengalami error maka kita hanya mengoutputkan error message tersebut ke dalam console tanpa harus melakukan restart.
d) Support
Support merupakan bagian yang sering digunakan pada system di galam game engine. Support berisikan rumus-rumus matematika yang biasa digunakan, vector, matrix, memory, file loader. Merupakan dasar dari game engine dan hampir digunakan dalam semua project game engine.
e) Renderer/Engine Core
Renderer/engine core terdiri dari beberapa sub yaitu visibility, collision detection dan response, camera, static geometry, dynamic geometry, particle systems, billboarding, meshes, skybox, lighting, fogging, vertex shading dan output.
f) Game Interface
Game interface merupakan layer antara game engine dan game itu sendiri. Berfungsi sebagai control yang bertuuan untuk memberikan interface apabila di dalam game engine tersebut terdapat fungsi yang bersifat dinamis sehingga memudahkan untuk mengembangkan game tersebut.
g) The Game
Game merupakan inti dari penggunaan game engine sendiri, sehingga ini tergantung bagaimana pengguna dalam mengembangkannya.
Referensi :
https://imild.wordpress.com/2013/04/20/game-engine-itu-apa-sih/http://hadisaputra3.blogspot.com/2012/04/arsitektur-mesin-game.html
No comments:
Post a Comment